Kita semua sudah pernah mengenal dan bahkan mungkin merasa familiar saat kita mendengar kata ‘penyakit jantung’. Mungkin ada kerabat, relasi, kawan kita yang memiliki penyakit ini (dan semoga tidak dengan kita dan orang-orang yang kita sayangi). Pada dasarnya penyakit jantung bisa membawa kepada kematian. Mungkin anda sudah pernah mendengarnya bahwa penyakit ini berbahaya, dan saya pun sudah banyak memperhatikan bahwa banyak orang-orang yang saya ketahui telah meninggal akibat penyakit ini. Bisakah penyakit ini kita cegah? Mungkin saja. Saya sempat membaca suatu buku panduan kesehatan mengenai penyakit ini. Berikut hasil ulasan dari buku tersebut.
Penyakit arteri jantung, atau CAD (Coronary Artery Disease), merupakan penyebab utama kematian di berbagai negara berkembang (dan kita ada di dalamnya..). Setiap penduduk Amerika, Asia, dan Eropa memiliki kemungkinan 40% kemungkinan meninggal disebabkan oleh penyakit jantung, dan 50% kemungkinan kualitas kehidupan mereka akan rusak karena penyakit kerusakan arteri. Kerusakan arteri sendiri merupakan ancaman utama kebanyakan orang, yang bisa kita cegah sejak usia muda (tapi kacaunya pada usia ini orang-orang lebih mencemaskan jerawat daripada kematian).
Mengetahui lebih dini akan potensi adanya serangan jantung akan menyelamatkan hidup kita. Tentu saja segala sesuatunya akan lebih mudah kalau kita langsung bertanya pada dokter. Tapi setidaknya, sebelum kita benar-benar langsung menemui dokter kita hanya untuk sekedar bertanya ‘Dok, apa saya punya penyakit jantung?’, akan lebih baik kalau kita mengetahui gejalanya terlebih dahulu. Setengah dari semua orang yang mengalami serangan jantung ‘tidak pernah merasakan’ gejalanya—atau setidaknya tidak pernah mengenali apa yang mereka rasakan sebagai gejalanya. Permasalahannya adalah : serangan jantung terjadi dengan cara yang berbeda-beda—dan rasa tidak nyaman dapat hilang timbul, yang membuat orang lebih mudah untuk menyalahkan penyebab lain, misalnya nyeri otot, atau gangguan pencernaan. Tapi pada dasarnya ada beberapa gejala umum yang bisa kita jadikan indikasi.
Gejala umum yang bisa dirasakan seperti nyeri dada atau ketidaknyamanan pada tubuh bagian atas (perasaan seperti sesak, tertekan, atau diperas). Gejala ini bisa terjadi di sekitar punggung, salah satu lengan, leher, rahang, atau perut. Gejala lain dapat terjadi pula, seperti nafas pendek, keringat dingin, pusing-pusing, keletihan luar biasa yang dirasakan secara tiba-tiba (tanpa mengalami kurang tidur tentunya).
Alasan rasa sakit atau tidak nyaman dapat begitu sulit dideteksi (sebagai contoh, ada orang yang merasakan rasa sakit hebat pada bagian lengan kanannya, yang bukan merupakan sisi yang biasa bagi sakit jantung) adalah karena jantung itu sendiri tidak terasa sakit. Jantung tidak memiliki serabut sakit secara khusus. Saraf jantung tidak langsung merasakan rasa sakit tersebut, tetapi jika ada yang tidak beres dengan jantung, saraf-saraf biasanya akan menjadi tidak terkendali secara elektris. Ketika situasi ini menjalar ke tulang belakang, mereka mungkin membuat saraf-saraf yang lainnya mengalami korsleting—misalnya saraf yang berhubungan dengan lengan atau dada kita. Dan saraf-saraf inilah yang nantinya akan memancarkan rasa sakit kita, sehingga rasa sakit akan muncul pada lengan, dada, atau rahang, tergantung dimana saraf kita mengalami korsleting. Otak terkadang juga turut bereaksi dengan mendorong saraf vagus yang dapat menyebabkan gangguan perut dan keringat dingin. Namun jika serabut-serabut saraf ini tidak menjalar, maka anda tidak akan merasakan ketidaknyamanan ini sama sekali, bahkan ketika serangan jantung terjadi, dan inilah penyebab mengapa banyak orang tidak menyadari bahwa mereka sedang mengalami serangan jantung.
Penyakit arteri jantung, atau CAD (Coronary Artery Disease), merupakan penyebab utama kematian di berbagai negara berkembang (dan kita ada di dalamnya..). Setiap penduduk Amerika, Asia, dan Eropa memiliki kemungkinan 40% kemungkinan meninggal disebabkan oleh penyakit jantung, dan 50% kemungkinan kualitas kehidupan mereka akan rusak karena penyakit kerusakan arteri. Kerusakan arteri sendiri merupakan ancaman utama kebanyakan orang, yang bisa kita cegah sejak usia muda (tapi kacaunya pada usia ini orang-orang lebih mencemaskan jerawat daripada kematian).
Mengetahui lebih dini akan potensi adanya serangan jantung akan menyelamatkan hidup kita. Tentu saja segala sesuatunya akan lebih mudah kalau kita langsung bertanya pada dokter. Tapi setidaknya, sebelum kita benar-benar langsung menemui dokter kita hanya untuk sekedar bertanya ‘Dok, apa saya punya penyakit jantung?’, akan lebih baik kalau kita mengetahui gejalanya terlebih dahulu. Setengah dari semua orang yang mengalami serangan jantung ‘tidak pernah merasakan’ gejalanya—atau setidaknya tidak pernah mengenali apa yang mereka rasakan sebagai gejalanya. Permasalahannya adalah : serangan jantung terjadi dengan cara yang berbeda-beda—dan rasa tidak nyaman dapat hilang timbul, yang membuat orang lebih mudah untuk menyalahkan penyebab lain, misalnya nyeri otot, atau gangguan pencernaan. Tapi pada dasarnya ada beberapa gejala umum yang bisa kita jadikan indikasi.
Gejala umum yang bisa dirasakan seperti nyeri dada atau ketidaknyamanan pada tubuh bagian atas (perasaan seperti sesak, tertekan, atau diperas). Gejala ini bisa terjadi di sekitar punggung, salah satu lengan, leher, rahang, atau perut. Gejala lain dapat terjadi pula, seperti nafas pendek, keringat dingin, pusing-pusing, keletihan luar biasa yang dirasakan secara tiba-tiba (tanpa mengalami kurang tidur tentunya).
Alasan rasa sakit atau tidak nyaman dapat begitu sulit dideteksi (sebagai contoh, ada orang yang merasakan rasa sakit hebat pada bagian lengan kanannya, yang bukan merupakan sisi yang biasa bagi sakit jantung) adalah karena jantung itu sendiri tidak terasa sakit. Jantung tidak memiliki serabut sakit secara khusus. Saraf jantung tidak langsung merasakan rasa sakit tersebut, tetapi jika ada yang tidak beres dengan jantung, saraf-saraf biasanya akan menjadi tidak terkendali secara elektris. Ketika situasi ini menjalar ke tulang belakang, mereka mungkin membuat saraf-saraf yang lainnya mengalami korsleting—misalnya saraf yang berhubungan dengan lengan atau dada kita. Dan saraf-saraf inilah yang nantinya akan memancarkan rasa sakit kita, sehingga rasa sakit akan muncul pada lengan, dada, atau rahang, tergantung dimana saraf kita mengalami korsleting. Otak terkadang juga turut bereaksi dengan mendorong saraf vagus yang dapat menyebabkan gangguan perut dan keringat dingin. Namun jika serabut-serabut saraf ini tidak menjalar, maka anda tidak akan merasakan ketidaknyamanan ini sama sekali, bahkan ketika serangan jantung terjadi, dan inilah penyebab mengapa banyak orang tidak menyadari bahwa mereka sedang mengalami serangan jantung.
No comments:
Post a Comment